NORMA DAN NORMI, KOKI KEMBAR DAPUR UMUM BANJIR KALSEL 

Ayu Paraswati

Ayu Paraswati

Bertahan melayani masyarakat meski ikut terdampak 

Katanya, menolong sejatinya bukan saja memberi, tapi menolong juga artinya menerima, paling sedikit si penolong menerima kebahagian karena bisa menolong. Lebih luas, penolong juga bisa menerima pelajaran atau hikmah hidup dari menolong. Nasihat itu diamini Norma dan Normi, si koki kembar di Dapur Umum Banjir Kalimantan Selatan (Kalsel). Dua relawan Palang Merah Indonesia (PMI) ini berbagi peran memenuhi kebutuhan makan penyintas banjir Kalsel meski keluarga mereka sendiri ikut terdampak juga. 

Hari masih gelap, fajar masih di peraduan, Normi (23) jauh mendahului kukuk ayam pejantan saat memulai aktivitasnya di Dapur Umum Posko Banjir Desa Padang Luas, Kecamatan Bumi Makmur, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Sementara Normi mennyiapkan beras, saudarinya Norma menyiangi lauk-pauk dan sayur-mayur. Lima awak dapur lainnya ada yang sibuk menyiapkan perapian, meramu bumbu, dan sebagainya. 

Hampir genap dua pekan Normi dan Norma di Dapur Umum (DU). Sedikitnya dua dapur umum sudah ditangani dan puluhan ribu porsi makanan disalurkan selama massa penugasan tersebut. Paling banyak, dalam sehari, Tim DU dapat mendistribusikan 9.000 nasi bungkus untuk para penyintas di sejumlah pengungsian. Tujuh relawan DU PMI bersama sejumlah relawan lainnya beraktivitas sejak pukul 3 pagi hingga maghrib. 

“Menunya kami sesuaikan dengan persediaan saja. Sebetulnya ada ketentuan agar gizi penyintas terpenuhi, tapi paling tidak kami masak lauk dan sayur untuk masyarakat,” tambah Normi. 

SIAPKAN ALAT MASAK: Norma dan Normi menyiapkan peralatan memasak di Dapur Umum Posko Padang Luas. Ribuan nasi bungkus dari Dapur Umum didistribusikan relawan ke sejumlah pengungsian di Tanah Laut.

Banjir hebat di sejumlah Kabupaten/Kota di Kalsel memang melumpuhkan banyak sendi kehidupan. Mulai dari jembatan hingga fasilitas umum rusak dihantam banjir pasca hujan berintensitas tinggi selama pertengahan Januari 2021 tersebut. Banjir juga memaksa 113.420 orang mengungsi lantaran rumahnya tergenang bahkan hancur akibat banjir, termasuk keluarga Normi dan Norma. 

Dituturkan Normi, saat terjadi banjir, dirinya tengah bertugas malam di Markas PMI Tanah Laut. Begitu kedaan makin genting, relawan dibagi tugas, Normi masuk dalam dukungan dapur umum. Di lain tempat, saat Normi bersiap merespons banjir di Tanah Laut, rumahnya di Kurau Utara, Kecamatan Bumi Makmur diterjang luapan sungai, kebetulan rumah Normi di bantaran sungai. 

“Karena saya bertugas, Norma bantu memastikan keamanan keluarga. Saya bertahan di DU, tidak mau memaksakan juga karena transportasi sulit. Sekarang keluarga sudah di tempat aman karena rumah rusak parah,” singkatnya. 

Normi tidak mau terimpit keadaan. Kendati terdampak, tugas menolong harus dilanjutkan. Adik Norma ini selalu mengingat pesan bahwa menolong tidak akan mengurangi apa pun miliknya, sebaliknya, menolong membuatnya bertambah, setidaknya bertambah bahagia. 

“Kita membantu sesama itu buat bahagia,” tukasnya. 

Bagikan:

BERITA LAINNYA

https://pustaka.pmi.or.id/slot-gacor/ https://sukabumikota.pmi.or.id/slot-gacor/ https://sukabumikota.pmi.or.id/slot-deposit-dana/ https://kuduskab.pmi.or.id/slot88/ https://ppi.pmi.or.id/slot-ovo/ https://mipa.uns.ac.id/slot-gacor/ https://biosains.mipa.uns.ac.id/slot-dana/ http://kimia.mipa.uns.ac.id/slot88/