KOTA SUKABUMI- Berbagai cara dilakukan dalam rangka ikut memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang biasa dilakukan secara serentak setiap bulan oktober. Salahsatunya seperti yang dilakukan oleh jajaran Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi dengan melakukan edukasi serta simulasi menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung kepada anak anak sekolah. Hal ini menyusul informasi peringatan dini potensi banjir dan longsor yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD)
“Peringatan Bulan PRB ini bertujuan untuk mengajak semua pihak untuk berkolaborasi melakukan upaya pengurangan risiko dilingkunganya masing masing sebagai upaya ihtiar dalam pencegahan dan pengurangan risiko bencana di wilayahnya,”ujar Dessy Rachmawati, Pengurus PMI Kota Sukabumi Bidang SDM dan Relawan
Menurut Dessy, dalam pelaksanaan kegiatan tahun ini pihaknya melakukan edukasi dan simulasi dengan menggandeng semua segmentasi masyarakat kelompok rentan termasuk para pelajar di sekolah.Untuk bulan PRB tahun ini mengusung tema “Bersama Kita Tangguh” dan tagline: Bebaya Etam Tegoh.
“Langkah ini dilakukan sebagai upaya kesiapsiagaan semua komponen sebagai antisipasi terutama kepada pelajar yang tinggal berada di wilayah rawan banjir dan longsor,” kata Dessy
Dijelaskanya, belajar dari peristiwa kejadian banjir yang telah merobohkan tembok bangunan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Jakarta di Pondok Labu, Jakarta Selatan hingga menewaskan tiga siswa, pada Kamis (6/10).
Hal Ini dijadikan pembelajaran bersama bagaimana pentingnya melakukan kajian risiko dan latihan di Sekolah sebagai upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana di lingkungan sekolah
Dessy menuturkan, dalam kegiatan ini para siswa sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan ini. Mereka diberikan pengetahuan umum tentang bencana banjir dan longsor, serta belajar membuat peta risiko dan jalur evakuasi yang dibuat secara partisipasif dan diskusi kelompok di sekolahnya
“Selain itu para siswa juga diajarkan evakuasi mandiripada saat terjadi bencana banjir dan upaya pertolongan pertama kedaruratan pada saat terjadi bencana hidrometeorologi,”pungkas Dessy