PMI Provinsi NTT Lakukan Orientasi PGI dan CEA untuk Mendukung Penguatan Kapasitas SDM

PMI Provinsi NTT,- Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaksanakan kegiatan Orientasi Protection, Gender and Inclution (PGI) dan Community Engagement and Accountability (CEA) untuk mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) baik Pengurus, Staf dan Relawan yang diikuti oleh perwakilan PMI Kota Kupang, PMI Kabupaten Alor, PMI Kabupaten Belu dan PMI Provinsi NTT yang dilaksanakan pada tanggal 10-13 Juni 2024 di Hotel Chrysant, Kupang.

(Peserta Orientasi PGI dan CEA PMI Provinsi NTT di Hotel Chrysant, Kupang)

Orientasi PGI dan CEA ini dilaksanakan sebagai salah satu dukungan program Disaster Response and Emergency Fund (DREF) dukungan PMI Pusat dan IFRC untuk mengatasi bencana kekeringan di Provinsi NTT pada tahun 2024. Program DREF Kekeringan ini dilaksanakan di wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Alor sejak April sampai Juni 2024.

Dalam pembukaan kegiatan, ketua panitia menyampaikan tujuan pelaksanaan kegiataan Orientasi PGI dan CEA ini bertujuan untuk meningkatan kapasitas anggota PMI. “Orientasi PGI dan CEA ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang perlindungan gender dan inklusi dalam penanggulangan bencana, memahami pentingnya pelibatan masyarakat dan akuntabilitas kerja PMI, dan mendorong penguatan organisasi PMI di setiap tingkatannya”, ungkap Djainul Hamdja.

Sedangkan, perwakilan PMI Pusat menyampaikan apresiasi untuk PMI Provinsi NTT yang sudah mendorong penguatan di bidang PGI dan CEA mengingat hal ini penting untuk mendukung efektivitas dan pencapaian program. “Kami berterima kasih bahwa PMI Provinsi NTT melaksanakan orientasi PGI dan CEA secara offline sehingga peserta mampu memahami kegiatan dengan baik. Kami juga berharap bahwa dengan kegiatan orientasi ini, semakin banyak anggota PMI menjadi penggiat dan penggerak perwujudan PGI dan CEA di level cabang”, tegas Davit Kurniawan. Lebih lanjut, fasilitator CEA PMI Pusat ini menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat merupakan hal penting dalam pelaksanaan program dan PMI harus memahami tiga elemen penting dalam CEA yaitu komunikasi yang terbuka dan jujur, partisipasi bersama masyarakat dalam pelaksanaan program dan umpan balik yang harus dicatat dan dilakukan analisis lebih lanjut untuk mendukung implementasi program.

Ketua PMI Kota Kupang yang hadir dalam acara pembukaan kegiatan menerangkan juga tentang pentingnya penguatan kapasitas untuk mendukung efektivitas pelayanan. “Saya berharap, agar teman-teman PMI Kota Kupang bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik, agar menjadi bekal dalam tugas dan pelayanan kemanusiaan”, tegas Indra Wahyudi E. Gah.

Wakil Sekretaris PMI Provinsi NTT, dalam sambutannya ketika membuka kegiatan orientasi menyampaikan bahwa penguatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan merupakan amanat organisasi. “Kegiatan Orientasi PGI dan CEA yang akan kita laksanakan menjadi hal penting dalam mendukung peningkatan kapasitas SDM PMI. Orientasi ini didukung oleh PMI Pusat dan IFRC melalui program DREF Kekeringan yang mengarahkan kita untuk mengerti tentang pelibatan masyarakat, akuntabilitas dan menjadikan program PMI yang lebih proaktif kepada perlindungan gender dan inklusi kepada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, lansia dan penyandang dishabilitas”, ungkap Severinus Poso.

Lebih lanjut, Kepala Markas PMI Provinsi NTT ini juga mengungkapkan bahwa melalui Orientasi, para peserta diberikan kesempatan untuk mendukung peningkatan Knowledge (Pengetahuan), Attitude (Sikap) dan Practice (Keterampilan) tentang PGI dan CEA dalam penugasan sebagai relawan PMI. “Perlu kita sadari bersama bahwa salah satu tugas Kepalangmerahan menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2018 melakukan pendidikan dan pelatihan secara berkala. Hal ini penting, karena kita sebagai penggiat kemanusiaan harus memiliki kapasitas yang mumpuni agar pelayanan kemanusiaan kita dapat berjalan baik dan aktivitas program kerja juga berjalan secara efektif dan efisien. Kita juga perlu memahami bahwa prinsip kerja orang PMI adalah Bene Agere et Laetari (Berbuat Baik dan Bergembiralah). Orang-orang PMI harus mampu  bekerja dalam semua situasi, baik dalam kondisi normal ataupun bencana”, tandasnya.

Orientasi ini diikuti oleh 50 orang peserta dari PMI Kabupaten Alor, PMI Kota Kupang, PMI Kabupaten Belu dan PMI Provinsi NTT yang dipandu oleh fasilitator dari PMI Provinsi NTT, PMI DKI Jakarta dan PMI Pusat.

BERITA TERBARU

PMI Provinsi NTT Lakukan Orientasi PGI dan CEA untuk Mendukung Penguatan Kapasitas SDM

PMI Provinsi NTT,- Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaksanakan kegiatan Orientasi Protection, Gender and Inclution (PGI) dan Community Engagement and Accountability (CEA) untuk mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) baik Pengurus, Staf dan Relawan yang diikuti oleh perwakilan PMI Kota Kupang, PMI Kabupaten Alor, PMI Kabupaten Belu dan PMI Provinsi NTT yang dilaksanakan pada tanggal 10-13 Juni 2024 di Hotel Chrysant, Kupang.

(Peserta Orientasi PGI dan CEA PMI Provinsi NTT di Hotel Chrysant, Kupang)

Orientasi PGI dan CEA ini dilaksanakan sebagai salah satu dukungan program Disaster Response and Emergency Fund (DREF) dukungan PMI Pusat dan IFRC untuk mengatasi bencana kekeringan di Provinsi NTT pada tahun 2024. Program DREF Kekeringan ini dilaksanakan di wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Alor sejak April sampai Juni 2024.

Dalam pembukaan kegiatan, ketua panitia menyampaikan tujuan pelaksanaan kegiataan Orientasi PGI dan CEA ini bertujuan untuk meningkatan kapasitas anggota PMI. “Orientasi PGI dan CEA ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang perlindungan gender dan inklusi dalam penanggulangan bencana, memahami pentingnya pelibatan masyarakat dan akuntabilitas kerja PMI, dan mendorong penguatan organisasi PMI di setiap tingkatannya”, ungkap Djainul Hamdja.

Sedangkan, perwakilan PMI Pusat menyampaikan apresiasi untuk PMI Provinsi NTT yang sudah mendorong penguatan di bidang PGI dan CEA mengingat hal ini penting untuk mendukung efektivitas dan pencapaian program. “Kami berterima kasih bahwa PMI Provinsi NTT melaksanakan orientasi PGI dan CEA secara offline sehingga peserta mampu memahami kegiatan dengan baik. Kami juga berharap bahwa dengan kegiatan orientasi ini, semakin banyak anggota PMI menjadi penggiat dan penggerak perwujudan PGI dan CEA di level cabang”, tegas Davit Kurniawan. Lebih lanjut, fasilitator CEA PMI Pusat ini menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat merupakan hal penting dalam pelaksanaan program dan PMI harus memahami tiga elemen penting dalam CEA yaitu komunikasi yang terbuka dan jujur, partisipasi bersama masyarakat dalam pelaksanaan program dan umpan balik yang harus dicatat dan dilakukan analisis lebih lanjut untuk mendukung implementasi program.

Ketua PMI Kota Kupang yang hadir dalam acara pembukaan kegiatan menerangkan juga tentang pentingnya penguatan kapasitas untuk mendukung efektivitas pelayanan. “Saya berharap, agar teman-teman PMI Kota Kupang bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik, agar menjadi bekal dalam tugas dan pelayanan kemanusiaan”, tegas Indra Wahyudi E. Gah.

Wakil Sekretaris PMI Provinsi NTT, dalam sambutannya ketika membuka kegiatan orientasi menyampaikan bahwa penguatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan merupakan amanat organisasi. “Kegiatan Orientasi PGI dan CEA yang akan kita laksanakan menjadi hal penting dalam mendukung peningkatan kapasitas SDM PMI. Orientasi ini didukung oleh PMI Pusat dan IFRC melalui program DREF Kekeringan yang mengarahkan kita untuk mengerti tentang pelibatan masyarakat, akuntabilitas dan menjadikan program PMI yang lebih proaktif kepada perlindungan gender dan inklusi kepada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, lansia dan penyandang dishabilitas”, ungkap Severinus Poso.

Lebih lanjut, Kepala Markas PMI Provinsi NTT ini juga mengungkapkan bahwa melalui Orientasi, para peserta diberikan kesempatan untuk mendukung peningkatan Knowledge (Pengetahuan), Attitude (Sikap) dan Practice (Keterampilan) tentang PGI dan CEA dalam penugasan sebagai relawan PMI. “Perlu kita sadari bersama bahwa salah satu tugas Kepalangmerahan menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2018 melakukan pendidikan dan pelatihan secara berkala. Hal ini penting, karena kita sebagai penggiat kemanusiaan harus memiliki kapasitas yang mumpuni agar pelayanan kemanusiaan kita dapat berjalan baik dan aktivitas program kerja juga berjalan secara efektif dan efisien. Kita juga perlu memahami bahwa prinsip kerja orang PMI adalah Bene Agere et Laetari (Berbuat Baik dan Bergembiralah). Orang-orang PMI harus mampu  bekerja dalam semua situasi, baik dalam kondisi normal ataupun bencana”, tandasnya.

Orientasi ini diikuti oleh 50 orang peserta dari PMI Kabupaten Alor, PMI Kota Kupang, PMI Kabupaten Belu dan PMI Provinsi NTT yang dipandu oleh fasilitator dari PMI Provinsi NTT, PMI DKI Jakarta dan PMI Pusat.