PMI Siap Kirim 500 Unit Tenda ke Gaza

KAIRO, MESIR - Dampak serangan dahsyat militer Israel minggu lalu di wilayah pemukiman Rafah menyebabkan tewasnya puluhan jiwa pengungsi serta hancurnya tenda-tenda pengungsian dan fasilitas infrastruktur lainnya. Hal ini menyebabkan kondisi warga pengungsi semakin rentan dan memprihatinkan, serta berdampak langsung pada kemampuan lembaga bantuan untuk membawa pasokan kemanusiaan yang penting ke Gaza.

Walaupun situasi Gaza Palestina terus memburuk, namun bantuan kemanusiaan tidak boleh terhenti dan harus tetap berjalan. Situasi ini mendorong PMI untuk tetap melanjutkan bantuan kemanusiaannya bagi warga korban konflik bersenjata tersebut.

Sekretaris Jenderal PMI, Dr. Abdurrahman Muhammad Fachir menyatakan, “PMI akan terus melanjutkan upaya bantuan kemanusiaan ke Gaza Palestina. PMI bekerjasama dengan Bulan sabit Merah Mesir melanjutkan beberapa pengadaan barang bantuan antara lain bahan pangan, tenda keluarga, pakaian, obat obatan, Hygiene Kits, dan peralatan kesehatan.”

Ditambahkannya, banyak warga pengungsi yang terpaksa tidur di jalan-jalan dan tempat terbuka, dan sebagian lainnya tidur di bawah puing-puing reruntuhan bangunan yang hancur.

“Kondisi ini sangat tidak aman dan mengkawatirkan bagi keselamatan pengungsi. Kita tetap harus berupaya agar bantuan kebutuhan dasar para pengungsi, seperti bahan pangan, dan penampungan sementara berupa tenda-tenda keluarga ini dapat didorong segera ke warga pengungsi,” jelas Fachir.

Sementara itu Arifin Muh Hadi, Kepala Markas PMI Pusat yang saat ini tengah bertugas di Kairo Mesir, menyatakan, “PMI sejak Februari lalu telah melakukan proses pengadaan tenda. Dari 1.000 unit tenda keluarga yang kami pesan dari vendor lokal ini, 500 unit sudah tersedia. Sisanya 500 unit sedang dalam proses pengadaan. Insya Allah, dalam minggu ini kita akan dorong 500 unit tenda keluarga ini ke Gaza. Saat ini memang gate Rafah masih tertutup dan dikuasai oleh IDF Israel. Namun tidak ada cara lain, kecuali mendekatkan seluruh tenda dan barang bantuan ke pintu-pintu masuk ke Gaza. Sehingga begitu ada ijin masuk, tenda dan barang bantuan ini bisa sampai ke warga pengungsi,”.

Lebih lanjut, Arifin menjelaskan tenda keluarga berukuran 4 X 4 meter ini dibuat dari bahan ringan dan berkualitas tinggi sehingga bisa dipindah-pindah.

“Setiap tenda dilengkapi dengan perlengkapan untuk mendirikan tenda seperti tali, pasak, dan palu sehingga setiap warga pengungsi bisa mendirikan secara mandiri,” kata Arifin.

Direktur Operasi dan Layanan Medis Kesehatan Bulan Sabit Merah Mesir, Dr. Ahmad Meligi mengkonfirmasi bahwa kebutuhan tenda keluarga sangat mendesak.

“Kami memperoleh data dari lapangan, kita perlu dorong banyak tenda ke warga pengungsi. Diperlukan lebih dari 310.000 tenda keluarga untuk memenuhi hunian darurat bagi lebih dari 1,4 juta jiwa pengungsi.  Dampak dari penyerangan IDF ke kamp-kamp pengungsian warga Gaza menyebabkan kerusakan tenda-tenda dan fasilitas penampungan darurat. Sementara ini akses pintu masuk di Rafah Mesir masih tertutup sejak IDF menguasai wilayah perbatasan tersebut,” jelas Dr. Ahmad Meligi.

Lembaga UNRWA dalam siaran pressnya mengkonfirmasi bahwa serangan pasukan Israel masih terus berlangsung. Serangan pemboman udara, darat dan laut di seluruh Jalur Gaza ini memperburuk korban sipil, pengungsian dan menghancurkan bangunan tempat tinggal serta infrastruktur penting sipil. Serangan darat Israel terus meluas, khususnya di wilayah selatan kota Gaza dan Rafah timur, terutama di sekitar Kerem Shalom dan Penyeberangan Rafah.

Kementerian Kesehatan di Gaza per 9 Mei 2024 mencatat setidaknya 34.904 warga Palestina telah terbunuh di Jalur Gaza sejak 7 Oktober. Sebanyak 78.514 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka. Sekitar 70 persen dari mereka yang terbunuh dilaporkan adalah perempuan dan anak-anak. Sebanyak 78.108 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka.

BERITA TERBARU

PMI Siap Kirim 500 Unit Tenda ke Gaza

KAIRO, MESIR - Dampak serangan dahsyat militer Israel minggu lalu di wilayah pemukiman Rafah menyebabkan tewasnya puluhan jiwa pengungsi serta hancurnya tenda-tenda pengungsian dan fasilitas infrastruktur lainnya. Hal ini menyebabkan kondisi warga pengungsi semakin rentan dan memprihatinkan, serta berdampak langsung pada kemampuan lembaga bantuan untuk membawa pasokan kemanusiaan yang penting ke Gaza.

Walaupun situasi Gaza Palestina terus memburuk, namun bantuan kemanusiaan tidak boleh terhenti dan harus tetap berjalan. Situasi ini mendorong PMI untuk tetap melanjutkan bantuan kemanusiaannya bagi warga korban konflik bersenjata tersebut.

Sekretaris Jenderal PMI, Dr. Abdurrahman Muhammad Fachir menyatakan, “PMI akan terus melanjutkan upaya bantuan kemanusiaan ke Gaza Palestina. PMI bekerjasama dengan Bulan sabit Merah Mesir melanjutkan beberapa pengadaan barang bantuan antara lain bahan pangan, tenda keluarga, pakaian, obat obatan, Hygiene Kits, dan peralatan kesehatan.”

Ditambahkannya, banyak warga pengungsi yang terpaksa tidur di jalan-jalan dan tempat terbuka, dan sebagian lainnya tidur di bawah puing-puing reruntuhan bangunan yang hancur.

“Kondisi ini sangat tidak aman dan mengkawatirkan bagi keselamatan pengungsi. Kita tetap harus berupaya agar bantuan kebutuhan dasar para pengungsi, seperti bahan pangan, dan penampungan sementara berupa tenda-tenda keluarga ini dapat didorong segera ke warga pengungsi,” jelas Fachir.

Sementara itu Arifin Muh Hadi, Kepala Markas PMI Pusat yang saat ini tengah bertugas di Kairo Mesir, menyatakan, “PMI sejak Februari lalu telah melakukan proses pengadaan tenda. Dari 1.000 unit tenda keluarga yang kami pesan dari vendor lokal ini, 500 unit sudah tersedia. Sisanya 500 unit sedang dalam proses pengadaan. Insya Allah, dalam minggu ini kita akan dorong 500 unit tenda keluarga ini ke Gaza. Saat ini memang gate Rafah masih tertutup dan dikuasai oleh IDF Israel. Namun tidak ada cara lain, kecuali mendekatkan seluruh tenda dan barang bantuan ke pintu-pintu masuk ke Gaza. Sehingga begitu ada ijin masuk, tenda dan barang bantuan ini bisa sampai ke warga pengungsi,”.

Lebih lanjut, Arifin menjelaskan tenda keluarga berukuran 4 X 4 meter ini dibuat dari bahan ringan dan berkualitas tinggi sehingga bisa dipindah-pindah.

“Setiap tenda dilengkapi dengan perlengkapan untuk mendirikan tenda seperti tali, pasak, dan palu sehingga setiap warga pengungsi bisa mendirikan secara mandiri,” kata Arifin.

Direktur Operasi dan Layanan Medis Kesehatan Bulan Sabit Merah Mesir, Dr. Ahmad Meligi mengkonfirmasi bahwa kebutuhan tenda keluarga sangat mendesak.

“Kami memperoleh data dari lapangan, kita perlu dorong banyak tenda ke warga pengungsi. Diperlukan lebih dari 310.000 tenda keluarga untuk memenuhi hunian darurat bagi lebih dari 1,4 juta jiwa pengungsi.  Dampak dari penyerangan IDF ke kamp-kamp pengungsian warga Gaza menyebabkan kerusakan tenda-tenda dan fasilitas penampungan darurat. Sementara ini akses pintu masuk di Rafah Mesir masih tertutup sejak IDF menguasai wilayah perbatasan tersebut,” jelas Dr. Ahmad Meligi.

Lembaga UNRWA dalam siaran pressnya mengkonfirmasi bahwa serangan pasukan Israel masih terus berlangsung. Serangan pemboman udara, darat dan laut di seluruh Jalur Gaza ini memperburuk korban sipil, pengungsian dan menghancurkan bangunan tempat tinggal serta infrastruktur penting sipil. Serangan darat Israel terus meluas, khususnya di wilayah selatan kota Gaza dan Rafah timur, terutama di sekitar Kerem Shalom dan Penyeberangan Rafah.

Kementerian Kesehatan di Gaza per 9 Mei 2024 mencatat setidaknya 34.904 warga Palestina telah terbunuh di Jalur Gaza sejak 7 Oktober. Sebanyak 78.514 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka. Sekitar 70 persen dari mereka yang terbunuh dilaporkan adalah perempuan dan anak-anak. Sebanyak 78.108 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka.