Pembinaan relawan terus dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk membantu Pemerintah menanggulangi berbagai krisis. Kapasitas relawan akan terus ditingkatkan dengan pembekalan sejumlah spesialisasi. Pembinaan ini dilakukan PMI mulai dari jenjang remaja hingga dewasa.
Sekretaris PMI Sudirman Said menerangkan, sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 1 tahun 2018 tentang Kepalangmerahan, PMI melakukan program pembinaan terhadap relawan secara berkelanjutan. Pembinaan, sambungnya, diperlukan agar ketersediaan relawan profesional terjaga. Sudirman melanjutkan, saat ini ada sekitar empat juta relawan PMI di seluruh Indonesia.
“Salah satu tigas PMI sesuai Pasal 22 huruf D, UU Kepalangmerahan adalah melakukan pembinaan. Ini diatur lagi dalam peraturan pemerintah nomor 7 tahun 2019, jadi kami melakukan rekrutmen, peningkatan kapasitas, serta memobilisasi relawan ke medan bencana,” jelasnya Sabtu (5/12/2020) dalam peringatan Hari Relawan Sedunia.
Sudirman mengatakan, pembinaan tersebut dilakukan PMI secara berjenjang. Pada kelompok remaja, PMI membentuk Palang Merah Remaja (PMR). Kemudian di perguruan tinggi, PMI juga membentuk Korps Sukarela (Ksr). Sementara di kelompok profesional, PMI membentuk Tenaga Sukrela (Tsr).
“Kami tanamkan nilai kemanusiaan sejak dini melalui PMR. Mereka adalah komponen bangsa yang perlu kita prospek. Kendati pun tidak bergabung di lembaga PMI, saya yakin ketika aktif dia akan tetap peduli pada kemanusiaan, karena karakter yang dibentuk adalah salah satunya kasih sayang kepada manusia,” kata Sekjen.
Kepala Divisi PMR dan Relawan PMI Ekskuwin menambahkan, perbaikan manajemen relawan terus dilakukan PMI. Setiap relawan profesional, kata Ekskuwin, telah menjalani pembekalan sejumlah keahlian selama ratusan jam. Rekrutmen terhadap relawan baru juga secara masif dilakukan PMI daerah melalui berbagai media.
“Paling sedikit, relawan PMI harus memiliki kemampuan, pertolongan pertama, pendataan, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam penugasan juga kami pilah sesuai kompetensi,” jelasnya.
Dalam peringatan Hari Relawan Sedunia, Relawan PMI Jakarta Timur Noviyanti Aghel mewakili Indonesia di forum virtual relawan internasional. Aghel menyampaikan, kerja relawan di saat pandemi covid-19 sangat signifikan. Di samping menanggulangi wabah, kata Aghel, relawan juga berkontribusi dalam memberikan bantuan psikososial.
“Saya juga berkolaborasi dengan tim yang memberi Dukungan Psikososial di provinsi lain mengenai cara untuk merawat diri sendiri dan memanajemen stress. Sekarang kita juga sedang bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi mengenai hal ini yang diberikan melalui Zoom,” jelasnya.
Menurut Aghel, dukungan psikososial penting diberikan untuk masyarakat terdampak pandemi agar mereka tetap tenang. Dukungan itu juga dibarengi dengan edukasi terkait pencegahan dan penanganan covid-19 di unit masyarakat terkecil, yakni keluarga.
“Saat COVID-19 melanda Indonesia pada awal tahun ini, saya merasa resah, panik, dan sedih. Sepertinya rasa ini juga dirasakan oleh banyak orang. Tapi, prioritas utama ialah untuk tetap tenang dan memastikan diri saya dan keluarga untuk mengikuti protokol kesehatan sehingga saya dapat membantu orang lain yang membutuhkan,” ujarnya