JAKARTA-Hujan deras berintensitas tinggi yang mengguyur sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Timur (NTT) menimbulkan banjir bandang. Lebih dari 80 orang meninggal dunia akibat bencana tersebut. Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) dikerahkan untuk memberikan layanan dan bantuan bagi penyintas.
Berdasarkan data mutakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (7/4/2021) sore, sebanyak 68 orang meninggal dunia akibat bencana di NTT. Dari bencana tersebut juga, diperkirakan sebanyak 938 keluarga atau 2.655 jiwa terdampak. Sementara di NTB, dilaporkan sebanyak 2 orang meninggal dan 28.808 lainnya terdampak.
Selain korban jiwa, bencana tersebut juga mengakibatkan ribuan rumah dan fasilitas umum rusak. Di NTB, 9.427 rumah, 4 jembatan, 7 gedung sekolah, 1 tempat ibadah, 2 gedung kantor, dan 319 hektar pertanian terdampak bencana tersebut. Sementara di NTT, sebanyak 830 rumah dan 6 jembatan rusak diterjang banjir.
Berdasarkan data sementara, sejumlah wilayah yang paling terdampak di NTB yakni Kabupaten Bima, Dompu, dan Kabupaten Lombok Utara. Kemudian di NTT, wilayah tersebut yakni Kabupaten Flores Timur, Sumba Timur, Alor, Kota Kupang, dan Kabupaten Lembata.
Sejauh ini, PMI daerah telah merespons bencana tersebut dengan menugaskan relawannya untuk kaji cepat dan evakuasi korban. Kebutuhan dasar pascabencana juga telah didistribusikan ke sejumlah wilayah tersebut. Sejumlah bantuan logistik yang telah disalurkan di antaranya 400 paket kebersihan, 400 helai selimut, 400 terpauIin, dan 200 jas hujan.
PMI Pusat menyiapkan distribusi bantuan lainnya melalui Gudang Provinsi maupun Regional PMI. Menyusul respons sebelumnya, PMI telah menyiapkan distribusi dari Gudang Regional Gresik.
“Seperti diketahui, lantaran akses terputus pendistribusian bantuan terkendala. Namun demikian, PMI melalui jejaring relawannya akan berupaya menyukarkan bantuan tersebut,” tukas Sudiman Said, Sekretaris Jenderal PMI, Selasa (6/4/2021).